Sabtu, 17 Maret 2012

Video: Evolusi Bulan dalam 3 Menit




NASA Merilis Video mengenai proses  evolusi bulan dalam rangka memperingati 1000 hari misi  Lunar Reconaissance Orbiter (LRO)  sejak peluncuran pada 18 Juni 2009 lalu. Dalam video itu, terlihat bahwa antara 4,5 - 4,3 miliar tahun yang lalu, benda angkasa raksasa menumbuk kutub Bulan, membentuk South Pole Aitken Basin yang lebarnya 2.500 km dan dalamnya 13 km.


Tergambar juga bahwa tumbukan benda angkasa terus terjadi setelahnya. Periode 4,1 - 3,8 miliar tahun yang lalu dikenal sebagai Heavy Bombardment, dimana banyak objek angkasa menumbuk permukaan.



Video tersebut juga menunjukkan adanya proses vulkanisme di Bulan. Selain itu juga proses pembentukan kawah yang terjadi mulai 3,8 miliar tahun yang lalu. 




Berikut ini   videonya


Sumber: http://sains.kompas.com/read/2012/03/16/15304082/Video.3.Menit.Ungkap.Evolusi.Bulan

Kamis, 15 Maret 2012

Video: 90 Detik hamil dan Melahirkan



Video ini merupakan proyek suami istri yang mendokumentasikan kehamilan sang istri . video tersebut berjudul 
introducing. . video tersebut mencapai hit 210.000 dan akan terus bertambah sejak diunggah ke Youtube pada tanggal 7 maret lalu. Nah, bagaimana komentar anda terhadap  video tersebut ? untuk memberikan komentar ,silahkan klik -disini  

Sa'ad Bin Abi Waqqash: Pemilik Doa yang Dikabulkan


    Sa'ad Bin Abi Waqqash merupakan manusia yang  awal berislam pada usia 17 tahun. dan merupakan salah satu orang yang pertama masuk islam . beliau  selalu terjun didalam peperangan bersama Rasulullah .Rasulullah S.A.W  pada perang Uhud Bersabda pada beliau yang artinya " Dan Apabila keduanya memaksamu untuk menyekutukan-Ku den gan sesuatu yang  tidak ada pengetahuan tentang itu,maka janganlah kamu mengikuti keduanya'  ( QS.Luqman: 15 ).



Beliaupun mengisahkan  " Dulu aku sangat berbakti kepada   ibuku, dia  berkata padaku," Wahai Sa'ad  ,sungguh kamu harus meninggalkan agamamu  ini atau aku tidak akan makan dan tidak akan minum sampai aku  mati ,sehingga engkau nanti akan dicela karenaku , engkau akan dikatakan sebagai pembunuh ibumu"
Akupun menjawab" jangan engkau lakukan hal itu wahai ibuku . Sesungguhnya aku tidak akan tinggalkan agama ini sedikitpun"  Maka selama sehari semalam ibuku tidak makan dan tidak minum .
         Pada pagi harinya aku dapati dia sedang kepayahan ,melihat hal itu aku mengatakan  ' Wahai ibuku,demi Allah! Seandainya engkau mempunyai seratus nyawa ,kemudian keluar satu persatu aku tetap tidak akan  meninggalkan agama ini, apabila engkau mau makan makanlah, kalau tidak janganlah engkau makan"
 
Sa'ad  berkata ,"ketika ibuku melihat pendirianku akhirnya   diapun makan ."
           Kesabaran beliau diatasw agamanya , kekokohannya diatas kebenaran dan tidak lemah di hadeapan kecintaannya kepada ibunya. . Diantara keutamaan Sa'ad Bin Abi Waqqash , Rasulullah bersabda tentang beliau  yang artinya Ya Allah, kabulkanlah doa Sa'ad apabila dia berdoa kepadaMu ".
Sungguh Allah mengabulkan doanya Rasulullah                           tersebut , sehingga apabila Sa'ad bin Abi Waqqash berdoa  maka Allah akan mengabulkannya .
Jabir bin Samurah berkata," Penduduk Kufah mengadukan Sa'ad kepada Umar Al faruq , mereka mengatakan "  Sesungguhnya dia tidak baik kertika ia mengimami Shalat." maka  Sa'ad bin Abi Waqqash membantah mereka, " Sesungguhnya aku mengimami shalat sebagaimana shalatnya Rasulullah S.A.W."
      Umar berkata ' Demikian pula prangsakaku kepadamu wahai Abu Ishaq"
Umar mengutus beberapa orang ke kufah untuk menanyakan keadaan Sa'ad bin Abi Waqqash . Tidaklah mereka mendatangi satu masjidpun di kufah , kecuali orang orang menyatakan kebaikan  Sa'ad bin Abi Waqqash, sampai akhirnya mereka mendatangi masjid milik Bani Absin.
 Maka seseorang  yang bernama Abu Sa'dah,dia berkata . " Dia tidak adil dalam mengadili , tidak membagi sama rata dan tidak  berangkat  berperang "





Mendengar pengaduan itu Sa'ad bin Abi Waqqash berdoa "  Ya Allah , apabila ia berdusta, butakanlah pandangannya, panjangkanlah umurnya dan masukkanlah ia kedalam fitnah"
Jabir bin Sumirah berkata " Aku melihat setelah itu,. dia suka menghadang di gang-gang  sehingga apabila dia ditanya " Mengapa keadaanmu seperti ini ? ". Dia mengatakan ," Aku adalah orangtua yang terkena fitnah,  aku ditimpa doanya Sa'ad. "

Diantara keutamaan Sa'ad bin Abi Waqqash yang lain adalah  beliau membuka negeri Iraq dan beliau menjadi pemimpkin pasukan pada perang Qadisiyah  dan beliau singgah Mada';in  dan melalui tangannya  diperoleh kemenangan kemenangan pada hari julula' , dimana orang orang majusi dibunuh pada hari itu denbgan pembunuhan  yang cepat .
      Sa'ad bin Abi Waqqash meninggal pada tahun 56 hijriah di rumah beliau. Orang orang yang mengusung jenazah beliau di atas pundak mereka. Marwan bin Al Hakam , yang pada saat itu menjabat  sebagai penguasa Madinah turut menshalati beliau.. Kemudian Beliau di makamkan di Baqi'

Sumber: 10 Sahabat Pemetik Janji Surga, Pustaka Al Haura

        

Selasa, 13 Maret 2012

Sejarah Ditemukannya Rokok

Kali ini saya akan menshare mengenai Sejarah ditemukannya rokok.Silahkan disimak.
 Bentuk paling awal dari rokok telah dibuktikan di Amerika Tengah sekitar abad ke-9 dalam bentuk alang-alang dan tabung merokok. The Maya , dan kemudian Aztec , asap tembakau dan obat-obatan psikoaktif berbagai ritual keagamaan dan sering digambarkan imam dan merokok dewa pada tembikar dan ukiran candi. Rokok, dan cerutu, adalah metode yang paling umum dari merokok di Karibia, Meksiko dan Amerika Tengah dan Selatan sampai belakangan ini.


Selatan dan Tengah Amerika digunakan bungkus rokok berbagai tanaman; ketika dibawa kembali ke Spanyol, pembungkus jagung diperkenalkan, dan pada abad ketujuh belas, kertas halus. Produk yang dihasilkan disebut papelate dan didokumentasikan dalam Goya lukisan s 'La Cometa, La Merienda en el Manzanares, dan El juego de la pelota a pala (abad ke-18).

Pada 1830, rokok telah menyeberang ke Prancis, di mana ia menerima nama rokok, dan pada tahun 1845, monopoli tembakau negara Perancis mulai memproduksi mereka.

Dalam George Bizet opera Carmen , yang didirikan di Spanyol pada tahun 1830-an, judul karakter Carmen pada mulanya seorang pekerja di pabrik rokok.

Di dunia berbahasa Inggris, penggunaan tembakau dalam bentuk rokok menjadi semakin populer selama dan setelah Perang Krimea , ketika tentara Inggris mulai meniru mereka Turki Ottoman kawan-kawan dan musuh Rusia. ini dibantu oleh pengembangan dari tembakau yang cocok untuk penggunaan rokok, dan dengan perkembangan industri ekspor rokok Mesir .

Minggu, 04 Maret 2012

Sejarah Dan Perkembangan Antropologi


Sejarah Dan Perkembangan Antropologi
Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:

FASE PERTAMA (SEBELUM TAHUN 1800-AN)
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

FASE KEDUA (TAHUN 1800-AN)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

FASE KETIGA (AWAL ABAD KE-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.



Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.

Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

Jumat, 17 Februari 2012

Video : Permainan Angry Birds di facebook

Mungkin anda tak asing lagi dengan game yang satu ini. yap, game Angry Birds ini sekarang anda sudah bisa memainkannya di Facebook. berikut ini videonya


Jumat, 30 Desember 2011

Umar bin Abdul Aziz (Tiga Peristiwa Penting Bersama Beliau)


Berita tentang khalifah tabi’in Umar bin Abdul Aziz ini penuh dengan perjalanan yang mengesankan. Setiap Anda selesai membaca satu lembar kisah hidupnya, maka hati akan tergerak untuk mengetahui lembar berikutnya. Lembar-lembar yang semakin kaya akan keindahan… makin ke dalam semakin menakjubkan.

Telah kami kisahkan tiga peristiwa yang menggambarkan kehidupan khalifah rasyidah yang kelima ini pada bab terdahulu. Maka marilah kita nikmati sekarang tiga peristiwa lain yang tak kalah menarik dan mengesankan dari yang telah kami ceritakan di depan.

Kisah pertama, diceritakan oleh Dukain bin Sa’id Ad-Darimi seorang penyair tersohor, dia berkata:

“Suatu ketika saya mendatangi Umar bin Abdul Aziz sewaktu masih menjadi gubernur Madinah, aku diberi hadiah 15 ekor pilihan. Setelah berada di tanganku, aku memperlihatkannya, aku merasa kagum melihatnya, aku menjadi khawatir membawanya pulang ke desaku seorang diri, sedangkan aku merasa sayang untuk menjualnya.

Ketika aku masih dalam kebingungan, beberapa kawan datang kepadaku. Mereka hendak kembali ke perkampunganku di Najad, maka kau menawarkan diri sebagai kawan perjalanan. Mereka berkata, “Silakan, kami akan berangkat malam ini, bersiap-siaplah untuk berangkat bersama kami.”

Saya segera menjumpai  Umar bin Adul Aziz untuk berpamitan. Saat itu ada dua orang tua yang tak kukenal di majelisnya. Tatkala aku hendak beranjak pulang, gubernur Madinah itu menoleh kepadaku lalu berkata, “Wahai Dukain, sesungguhnya aku memiliki ambisi besra. Bila kau dengar aku lebih jaya daripada keadaanku sekarang, datanglah aku akan memberimu hadiah.” Aku berkata, “Datangkanlah saksi untuk janji Anda itu.” Beliau berkata, “Allah SWT adalah saksi paling baik.” Aku katakan, “Saya ingin saksi dari makhluk-Nya.” Beliau berkata, “Baiklah, kedua orang ini menjadi saksinya.”

Lalu saya menghampiri salah satu dari kedua syaikh tersebut, lalu aku bertanya, “Demi ayah bundaku, siapakah nama Anda agar saya dapat mengenal Anda?” syaikh itu menjawab, “Aku Salim bin Abdullah bin Umar bin Khaththab.” Aku menoleh kepada Umar bin Abdul Aziz dan berkata, “Saya setuju dan percaya orang ini sebagai saksi.”

Kemudian aku bertanya kepada syaikh yang satunya, “Siapakah Anda?” dia menjawab, “Abu Yahya, pembantu amir.” Aku katakan, “Saksi ini dari keluarganya, saya setuju.” Kemudian aku mohon diri dengan membawa onta-onta itu ke kampung halamanku. Allah memberkahiku sampai aku bisa membeli onta dan budak-budak yang lebih banyak.

Hari bergulir terasa cepat. Ketika aku berada di gurun Falaj Yamamah, tiba-tiba datanglah berita wafatnya Amirul Mukminin Sulaiman bin Abdul Malik. Aku bertanya kepada pembawa berita, “Siapakah khalifah penggantinya?” dia menjawab, “Umar bin Abdul Aziz.”

Demi mendengar berita itu, aku bergegas untuk berangkat menuju Syam. Di Damaskus aku bertemu dengan Jarir  yang baru kembali dari tempat khalifah. Aku ucapkan salam kepadanya lalu bertanya, “Dari manakah engkau wahai Abu Hazrah?”

Dia menjawab, “Dari khalifah yang pemurah kepada fakir miskin dan menolak para penyair. Sebaiknya Anda pulang saja karena itu lebih baik bagi Anda.” (karena aku adalah penyair). Aku katakan, “Saya memiliki kepentingan pribadi yang berbeda dengan kepentingan kalian semua.” Dia menjawab, “Jika demikian, terserah Anda.”

Aku terus menuju ke kediaman khalifah. Ternyata beliau sedang berada di serambi, dikerumuni anak-anak yatim, para janda dan orang-orang teraniaya. Ketika aku merasa tidak bisa menerobos kerumunan itu, aku pun mengangkat suara:

“Wahai Umar nan bijak dan dermawan
Umar nan sarat pemberian
Aku orang Qathn dari suku Darim
Menagih hutang saudara yang dermawan.”

Ketika itu Abu Yahya memperhatikan aku dengan seksama kemudian menoleh kepada Amirul Mukminin dan berkata, “Wahai amirul mukminin, saya adalah saksi dari orang dusun ini.” Beliau berkata, “Aku tahu itu.” Beliau menoleh kepadaku dan berkata, “Mendekatlah kemari, wahai Dukain.” Setelah aku berada di hadapannya, beliau berkata lagi, “Ingatkah engkau kata-kataku sewaktu berada di Madinah? Bahwa aku punya ambisi besar dan menginginkan hal yang lebih besar dari apa yang sudah aku miliki.” Aku berkata, “Benar, wahai Amirul Mukminin.”

“Sekarang aku telah mendapatkan yang tertinggi di dunia, yaitu kerajaan. Maka hatiku menginginkan sesuatu yang tertinggi di akhirat, yaitu surga dan berusaha meraih  kejayaan berupa ridha Allah SWT. Bila para raja menggunakan kerajaannya sebagai jalan untuk mencapai kebahagiaan dunia, maka aku menjadikannya jalan untuk mencapai kehormatan di akhirat. Wahai Dukain, aku tidka pernah menggelapkan harta muslimin walau satu dinar atau satu dirham pun sejak berkuasa di sini. Yang aku miliki tidak lebih dari 1000 dirham saja. Engkau boleh mengambil separuhnya dan tinggalkanlah separuhnya untukku.”

Maka aku mengambil apa yang beliau berikan kepadaku. Demi Allah, aku belum pernah melihat uang yang lebih berkah dari pemberian itu.

Kisah kedua, diceritakan oleh seorang qadhi Mushil Yahya Al-Ghassani, beliau menuturkan ceritanya:

Suatu hari Umar bin Abdul Aziz berkeliling di pasar-pasar Himsha untuk memantau situasi perdagangan dan mengamati harga-harga. Mendadak seseorang berpakaian merah menghadang di depannya seraya berkata, “Wahai amirul mukminin, saya mendengar berita bahwa barangsiapa yang mempunyai keluhan, dia boleh mengadukannya secara langsung kepada amirul mukminin.” Beliau menjawab, “Benar.” Oran gitu berkata, “Di hadapan Anda telah ada seorang yang teraniaya dan jauh dari rumahnya.” Khalifah bertanya, “Dimanakah keluargamu?” Dia menjawab, “Di Aden.” Khalifah berkata, “Demi Allah, rumahmu benar-benar jauh dari rumah Umar.” Khalifah segera turun dari kudanya dan beridiri di depan orang itu lalu bertanya, “Apa keluhanmu?” dia berkata, “Barang saya hilang karena diambil oleh orang yang mengaku pegawai Anda, lalu dia merampas barang milik saya.”

Segera Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada gubernurnya di Aden, Urwah bin Muhammad, yang isinya antara lain, “Jika surat telah sampai kepadamu, maka dengarkanlah keterangan dari pembawa surat ini. Bila terbukti dia memiiliki  hak, segera tunaikanlah haknya kembali.” Surat itu distempel kemudian diserahkan kepada orang itu.

Ketika orang itu hendak pergi, Umar berkata, “Tunggu sebentar, engkau datang dari tempat yang sangat jauh. Pasti engkau telah mengeluarkan biaya untuk perjalanan ini. Mungkin baju barumu menjadi usang, bisa jadi kendaraanmu mati di jalan..” kemudian beliau menghitung seluruhnya dan mencapai sebelas dinar, lalu diberinya orang itu ongkos ganti rugi sambil berpesan, “Beritahukan kepada orang-orang supaya tidak segan-segan melapor dan mengadu kepadaku meski jauh rumahnya.”

Tinggallah kisah yang ketiga, berasal dari seorang yang abid dan zahid, bernaman Ziyad bin Maisarah Al-Makhzumi. Beliau bercerita:

“Suatu ketika aku diutus oleh majikanku, Abdullah bin Ayyash, dari Madinah menuju Damaskus untuk menemui Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz karena suatu keperluan. Antara aku dan Umar bin Abdul Aziz pernah berhubungan lama, yaitu saat beliau masih menjadi gubernur Madinah.

Ketika aku masuk, beliau sedang bersama penulisnya. Di muka pintu aku memberi salam, “Assalamu’alaikum.” Beliau menjawab, “Wa’alaikum salam warahmatullah, wahai Ziyad.” Tiba-tiba aku merasa bersalah karena tidak memberi salam penghormatan terhadapnya sebagai amirul mukminin. Maka aku mengulangi salamku, “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, wahai amirul mukminin.” Beliau berkata, “Wahia Ziyad, kami telah menjawab salammu yang pertama, lalu apa perlunya engkau mengucapkannya dua kali?”

Saat sekretarisnya membacakan pengaduan-pengaduan yang dikirm dari Bashrah lewat surat. Beliau berkata, “Wahai Ziyad, duduklah sampai kesibukanku ini selesai.”

Aku pun menuruti perintahnya. Lalu sekretarisnya meneruskan membaca laporan, sementara nafas khalifah naik turun karena gelisa mendengar pengaduan-pengaduan itu. Ketika sekretaris menyelasaikan perkeraannya dan pergi, Umar berdiri menghampiriku. Beliau duduk di sisiku dekat pintu, menaruh tangannya di atas lututku sambil berkata, “Beruntunglah wahai Ziyad. Engkau bisa mengenakan baju takwamu dan terhindar dari kesibukan-kesibukan yang kami tangani saat ini.” Kebetulan saatu itu akan memakai baju taqwa.

Kemudian beliau bertanya tentang banyak hal. Tentang orang-orang shalih Madinah baik pria maupun wanitanya satu persatu, tak ada satupun yang kelewatan, semua beliau tanyakan kepada saya. Juga tentang bangunan-bangunan yang dibuatkan ketika beliau masih menjadi gubernru di Madinah. Aku menjawab semuanya dengan baik.

Setelah itu kulihat beliau menghelat nafas panjang lalu berkata, “Wahai Ziyad, tidakkah engkau lihat bagaimana keadaan Umar sekarang?” saya berkata, “Saya mengharapkan pahala dan kebaikan bagi Anda.” Beliau menjawab, “Alangkah jauh…” lalu beliau menagis sampai aku merasa iba melihatnya. Lalu aku berkata, “Wahai amirul mukminin, tenangkanlah hati Anda, saya mengharapkan kebaikan bagi Anda.”

Beliau  menjawab, “Alangkah jauhnya diriku dari yang Anda harapkan. Telah datang kewenganganku untuk memaki, namun tak boleh ada orang memakiku, ada kewenangan aku untuk memukul orang namun orang lain tak boleh memukulku, aku boleh manyakiti  manusia sedangkan tak satu pun yang berani menyakitiku.” Beliau menangis lagi sampai ak utak tahan melihatnya karena iba dan terharu.

Aku berada di tempat khalifah tiga hari hingga semua urusan yang diamanatkan oleh majikanku beres. Ketika aku hendak pulang, khalifah menitipkan surat untuk majikanku, meminta agar majikanku mau menjual diriku kepada amirul mukminin. Kemudian dari bawah bantalnya, Amirul Mukminin mengambil uang sebesar 20 dinar lalu memberikannya kepadaku: “Pakailah untuk meringankan kehidupanmu. Seandainya engkau punya hak atas sebagian fai’, niscaya akan aku berikan untukmu.”

Mulanya aku menolak pemberian itu, tetapi beliau mendesaknya, “Terimalah, ini bukan dari harta kaum muslimin atau kas negara, ini adalah uang pribadiku.” Aku tetap menolak dan beliau terus mendesaknya hingga akhirnya aku menerimanya. Kemudian saya mohon diri untuk pulang.

Sesampainya aku di Madinah, ku serahkan surat pribadi Amirul Mukminin kepada tuanku. Setelah dibaca, dia berkata, “Dia ingin aku menjualmu ekpadanya semata-mata untuk memerdekakan dirimu. Maka, mengapa bukan aku saja yang menjadi seperti dia dan membebaskanmu?” lalu aku dimerdekakan oleh tuanku.
Diadaptasi dari Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya, Shuwaru min Hayati at-Tabi’in, atau Mereka Adalah Para Tabi’in, terj. Abu Umar Abdillah (Pustaka At-Tibyan, 2009), hlm. 279-286.