Pengantar
Rasulullah  shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan bahwa iman memiliki tujuh  puluh lebih cabang, dan paling tinggi adalah ucapan, "Laa ilaaha  illallah", sedangkan yang paling rendah adalah membuang sesuatu yang  mengganggu dari jalan. Dalam kisah ini Rasulullah shallallahu alaihi wa  sallam  menyampaikan tentang seorang laki-laki yang dimasukkan surga  oleh Allah hanya karena dia menyingkirkan dahan berduri dari jalan kaum  muslimin sehingga tidak mengganggu mereka.
Teks hadis
Bukhari Muslim meriwayatkan dalam Shahih keduanya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Ketika  seorang laki-laki berjalan di satu jalan, dia melihat ranting berduri  di jalan, lalu dia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan  mengampuninya."
Dalam sebagian riwayat Muslim dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Seorang  laki-laki melewati sebuah cabang pohon di badan jalan. Dia berkata,  'Demi Allah, aku akan menyingkirkan ini dari kaum muslimin agar tidak  menganggu mereka.' Maka dia dimasukkan Surga."
Dalam riwayat Muslim yang lain dari Abu Hurairah dari Nabi bahwa beliau bersabda, "Sungguh,  aku telah melihat seorang laki-laki berguling-guling di surga hanya  karena dia memotong dahan pohon di badan jalan yang menganggu manusia."
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhori dalam Shahihnya  dalam kitabul Adzan, bab keutaman berangkat ke Zhuhur di awal waktu,  2/139, no.65; dalam kitabul Mazhalim, bab siapa yang mengambil dahan dan  sesuatu yang menganggu orang-orang di jalan, lalu dia membuangnya,  5/118, no.2472.
Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya dalam kitabul Bir Wash Shilah wal Adab, 4/2021, no. 1914; dan dalam kitabul Imarah, 3/1521, no. 1914.
Penjelasan Hadis
Hadis  ini menjelaskan kisah seorang laki-laki yang sedang berjalan di satu  jalan. Dia melihat dahan yang berduri bergelayut di jalan kaum muslimin,  maka orang-orang yang lewat merasa tergangu. Dia bertekad untuk  memotong dahan itu dan menjauhkannya dari jalan. Tujuannya sebagaimana  yang secara nyata dikatakannya, adalah untuk menjauhkan sesuatu yang  menganggu dari jalan kaum muslimin. Allah mengampuninya dan  memasukkannya ke dalam surga-Nya. Rasulullah melihatnya sedang menikmati  kemegahan surga dengan perbuatannya ini.
Laki-laki  ini beramal sedikit dan meraih pahala besar. Rahmat Allah sangatlah  luas dan karunia-Nya sangatlah agung. Apa yang dilakukan oleh orang ini  dianjurkan oleh agama kita. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  memerintahkan agar kita melakukan seperti yang dilakukan oleh orang ini.  Beliau bersabda, "Jauhkanlah sesuatu yang menganggu dari jalan kaum  muslimin. (Albani dalam Silsilah Shahihah no. 2373. Menisbatkannya  kepada Abu Bakar bin Abu Syaibah dalam Al-Adab, Abu Ya'la dalam Musnad, Ad-Dhiya dalam Al-Muntaqa.  Muslim meriwayatkan dengan maknanya dan diriwayatkan oleh Ahmad).  Beliau memberi peringatan keras agar tidak menganggu jalan kaum  muslimin. Tentang hal ini beliau bersabda, "Barangsiapa menganggu kaum muslimin di jalan mereka, maka dia memperoleh laknat mereka." (Al-Bani menisbatkannya dalam Silsilah (5/732), no. 2294, kepada Thabrani Abu Nuaim dalam Akhbari Ashbahan, Abu BakAr Asy-Syafii dalam Musnad Musa bin Ja'far).
Banyak  sekali dalil-dalil dalam bidang ini yang menunjukkan akhlak luhur  sebagai ciri khas kaum muslimin yang beramal dengan Islam. Mereka  berusaha membersihkan jalan-jalan mereka, tidak mengotori dan membuatnya  jorok, serta membuang sesuatu yang menganggu darinya. Mereka  menjadikannya sebagai tuntunan hidup, berharap darinya pahala tanpa  bersikap secara berlebih-lebihan.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
- Penjelasan tentang keutamaan menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan kaum muslimin yang mengandung pahala besar dan agung.
 - Luasnya rahmat Allah dan besarnya pahala-Nya. Allah membalas laki-laki ini dengan balasan yang besar, dengan memasukkannya ke surga lantaran amal yang sedikit, yaitu membuang sesuatu yang mengganggu dari jalan.
 - Sejauh mana kaum muslimin menyelisihi ajaran-ajaran agama mereka. Sebagian tidak hanya tidak bersedia membuang sesuatu yang mengganggu dari jalan kaum muslimin, bahkan membuang sampah rumahnya dan sisa makanannya di jalan kaum muslimin.
 - Pohon yang boleh ditebang adalah yang mengganggu kaum muslimin. Pohon yang berguna bagi kaum muslimin, seperti pohon yang dipakai untuk berteduh, tidak boleh ditebang. Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam mengancam penebangnya dengan api neraka. Dalam hadis, "Penebang bidara akan dibenamkan kepalanya oleh Allah di neraka." (Dinisbatkan oleh Al-Bani dalam Silsilah Shahihah (2/175), no. 615, kepada Baihaqi dan lain-lainnya).
 

