Kamis, 18 November 2010

Bentuk dan Proses Permbuatan Galaksi

 

1. Bentuk dan Jenis

Pada galaksi spiral, jumlah bintang lebih banyak menumpuk di pusat galaksi sedangkan pada “tangan-tangannya” jumlah bintangnya biasanya tidak terlalu banyak. Tangan-tangan galaksi spiral biasanya lebih banyak terdiri dari gumpalan-gumpalan gas serta debu kosmis yang merupakan bahan untuk membentuk bintang-bintang baru dan tangan-tangan galaksi spiral ini biasanya dominan berwarna biru terang atau ungu terang. Warna ini menunjukkan sedang terjadi pembentukan banyak bintang-bintang baru.
Galaksi Bima Sakti (Milky Way) tempat tata surya kita berada, berbentuk spiral dengan ukuran rata-rata dan selalu membentuk sebuah bintang baru seukuran matahari kita setiap tahun. Galaksi yang berbentuk elip tidak memiliki banyak gas, ini berarti mereka jarang membentuk bintang-bintang baru. Galaksi jenis ini umumnya berwarna agak merah yang berarti bintang-bintang yang ada di dalamnya umumnya terdiri dari bintang-bintang yang berumur tua. Galaksi yang berbentuk tak beraturan umumnya berukuran lebih kecil dibanding galaksi spiral dan elip.
Seperti juga bintang-bintang, galaksi-galaksi juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga mereka membentuk kumpulan-kumpulan galaksi (gugus galaksi / cluster), seperti galaksi Bima Sakti kita (Milky Way) adalah bagian dari sebuah gugus galaksi yang disebut Local Group. Penyebaran galaksi-galaksi di alam semesta diamati pertama kali oleh Edwin P. Hubble pada 1929. Hubble menemukan bahwa kebanyakan dari gugus-gugus galaksi yang mengelilingi gugus galaksi kita (Local Group) bergerak saling menjauh bahkan yang posisinya paling jauh ternyata bergerak menjauh dengan lebih cepat. Dari pengamatan Hubble inilah para astronom membuat kesimpulan bahwa alam semesta kita ini berproses mengembang.

 

2. Proses Pembentukan Bintang dan Galaksi

Proses pembentukan sebuah bintang dimulai dari adanya sekumpulan debu kosmis yang terdiri dari atom hydrogen, helium dan debu-debu kosmis lainnya yang menjadi bahan baku pembuatan sebuah bintang. Sekumpulan debu kosmis ini secara terus-menerus akan menarik partikel-partikel disekitarnya sehingga secara bertahap ukurannya semakin membesar. Secara bersamaan debu kosmis ini akan membentuk gaya gravitasi sehingga mereka saling mengikat hingga benar-benar padat dan membentuk sebuah inti (calon inti bintang). Karena semakin padat berlipat-lipat maka suhunya terus menerus meningkat. Saat suhunya mencapai sekitar 10 juta derajat, mulai terjadi reaksi nuklir dan calon inti bintang inipun menyala, ini berarti sebuah bintang muda terbentuk. Debu kosmis yang menjadi bahan baku pembuatan sebuah bintang itu berasal dari ledakan bintang-bintang raksasa yang terbentuk setelah Big Bang. Jadi, bintang-bintang pertama yang terbentuk setelah Big Bang adalah bintang-bintang berukuran raksasa. Setelah menyala untuk kurun waktu tertentu, bintang-bintang ini akan meledak (supernova), melontarkan semua materi di dalamnya ke alam semesta sehingga alam semesta dipenuhi oleh debu-debu kosmis. Selanjutnya debu-debu ini menggumpal di beberapa tempat, menjadi padat dan menyala, berarti terbentuk kembali beberapa bintang baru yang ukurannnya lebih kecil. Selanjutnya meledak kembali, membentuk bintang kembali, demikian seterusnya sampai bintang-bintang yang terbentuk seukuran dengan matahari kita. Untuk bintang yang seukuran matahari kita, proses pembentukannya memerlukan waktu hingga kira-kira 500 juta tahun.
Sebagian besar bintang termasuk matahari kita bersinar secara konstan selama milyaran tahun. Sumber energinya adalah dari reaksi nuklir atom hydrogen menjadi helium yang terjadi di inti bintang. Reaksi nuklir yang terus menerus berlangsung ini membuat bintang-bintang tersebut (termasuk matahari) akan membesar menjadi bintang merah berukuran raksasa (red giant star), pada saat itulah bintang-bintang raksasa merah ini akan muntahkan materi-materi yang terdapat di lapisan luarnya ke luar angkasa secara bertahap dan meninggalkan inti bintang. Inti bintang yang telah ditinggalkan oleh lapisan luarnya ini akan kehabisan bahan bakar sehingga tidak dapat melakukan reaksi nuklir lagi. Mereka hanya akan menjadi sebuah benda langit yang berwarna putih tetapi tidak memancarkan sinar (white dwarf) dan lama kelamaan akan mati dan hilang.
Di alam semesta termasuk juga di galaksi kita, masih banyak terdapat bintang-bintang berukuran raksasa yang siap meledak (supernova) untuk kemudian melahirkan bintang-bintang baru yang lebih kecil.

( Dari Berbagai Sumber)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar