Minggu, 24 April 2011

Pahlawan Jembatan Furat


Kisah ini terjadi  sepeninggal Rasulullah S.A.W, Tepatnya  dimasa kepemimpinan Khalifah Abu bakar Ash-Shiddiq dan Umar Bin Khattab. Kaum muslimin meraih kemenangan gemilang atas  negeri Irak.
Tinta Emas   sejarah mencatat  nama panglima perang Khalid Bin walid dan Iyadl bin Ghunam dalam lembaran  sejarah kejayaan islam 
Sebelum melakukan penyerbuan  , terlebih dahulu panglima kaum muslimin mengirimkan  surat kepada para pemimpin kaum kafir . surat surat itu berisi ajakan untuk masuk islam atau tunduk dalam naungan islam ataukah saling berperang .’’ Perang tta masuk islam’’
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah , tentara kaum muslimin berhasil menaklukkan  Parsi dengan gagah berani . pada saat itu parsi dan Romawi adalah dua negara adidaya yang memiliki bala tentara yang sangat tangguh . Dengan ditaklukkannnya Parsi ,maka wilayah yang berada dalam naungan pemerintahan Islam semakin luas dan dakwah tauhid dapat tersebar di bumi Allah .
Setelah berhasil menalukkan Parsi, panglima Khalid Bin Walid tinggal disana selama kurang lebih Satu tahun dua bulan . beliau berhasil memimpi kaum muslimin  menguasai kota hirah   dan berddakwah disana serta membangun markas tentara Islam.  Setelah itu beliau mempersiapkan tentara muslimin  untuk melakukan tugas berikutnya, yaitu Yarmuk Dan Romawi.
Maka tak berselang lama setelah itu bergeraklah tentara muslimin untuk berperang melawan tentara Romawi di Yarmuk .
               Alhasil,terjadilah pertempuran sengit di yarmuk .di tengah terjadinya pertempuran yang berkecamuk tersebut , tersiar kabar bahwa Khalifah Abu Bakr telah wafat . kekhalifahan  kemudian digantikan oleh amirul mukminin Umar bin Khattab  . kabar wafatnya kekhalifahan Abu Bakar As-shiddiq memang menyedihkan bagi tentara  muslimin,  tetapi mereka tetap bersemangat dalam pertemupuran.  Khalifah Umar saat itu menghendaki pergantian pimpinan pasukan untuk mengkader ( membentuk generasi penerus) dalam keemimpinan pasuakan .
Waktu  Kekhalfahan Umar pun terus berlangsung. Pasukan Abu Ubaidah bersama Khalid Bin walid  mendapatkan tugas baru untuk menghancurkan Romawi di Damaskus .  sementara itu di Syam masih banyak  tersisa pasukan musuh .
Khalifah Umar  kembali  mengirim pasukan untuk menghancurkan sisa pasukan  Parsi  dibawah pimpinan Mutsannah  Bin Haritsah . maka terjadilah peperangan kembali peperangan kembali di irak . pasukan parsi saat itu dikomandai  oleh panglima perang yang bernama Rustum . Kedua pasukan pun bertemu Di sungai Furat ( sekarang Eufrat  ).
Untuk memperkuat pasukan Mutsannah Bin Haritsah Khaliifah Umar  kembali mengirim pasukan  dibawah pimpinan Abu ubaidah  . Abu Ubaidah bersikeras untuk memperbaiki jembatan furat agar dapat mengarahkan pasukannya menyeberangi sungai furat  melalui jembatan Furat.   Keputusan bulatnya  untuk menyeberangi sungai Furat  itu ternyata  menimbulkan pro kontra.  Sebagian pasukan  tidak  setuju  bila tentara muslimin harus  menyeberangi  sungai Furat untuk Menggempur musuh dan sebagian lagi setuju.   Tapi keinginan Abu ubaidah tak dapat  bisa dibendung lagi, sehingga  dari pertempuran itu berakibat fatal, dimana gugurlah para pejuang  Islam sebanyak 4000 orang, sedang di pihak musuh sebanyak 6000 orang.

Mendengar berita pasukan kaum muslimin  bercerai berai, Khalifah  Umar  mengirimkan pasukannya kembali untuk membantu pasukan mslimin disana. Maka  pertempuran yang kedua kalinya  berkobar lagi.  Kali ini Strategi  Mutsannah Bin Haritsah lebih berhati  hati karena  mengambll pelajaran  dari rekan seperjuangannya yang gugur pada peristiwa jembatan Furat  yaitu Abu Ubaidah AS Saqafy.
Seluruh  pasukan muslimin  ia kumpulkan dan nasehati agar tetap bersatudan berani  menghadapi musuh.   Mutsannah Bin Haritsah bersiap dengan penuh kesiagaan . Setelah itu pasukan  Parsi  ditantangi untuk menyeberangi  jembatan furat untuk  menghadapi kaum muslimin .
Tatkala pasukan Parsi  mulai bergerak menyeberangi Furat , dengan cepat pasukan muslimin  menyerang mereka  dan memutuskan jembatan furat itu sehingga  pasukan Parsi  banyak yang tewas dalam pertempuran tersebut.  Akhirnya pasukan Persi dibawah komando panglima perang Rustum berhasil ditaklukkan . Rustum pada pertempuran itu juga terbunuh.   Panglima Mutsannah Bin haritsah mengalami luka luka disekujur tubuhnya dan akhirnya gugur sebagai seorang Syuhada (  Orang yang mati syahid ).
Kemenangan  gemilang  kaum muslimin  itu menjadikan hampir seluruh  negeri Parsi dapat  dikuasai oleh kaum muslimin . Pasukan pimpinan Mutsannah Bin Haritsah kemudian bergabung dengan pasukan  yang dipimpin oleh Sa’ad Bin Abi waqqash di Qaddisiyah  untuk  melanjutkan pertempuran  melawan kerajaan melawan kerajaan Parsi.

 Sumber : Majalah Al Wildan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar