Negara Indonesia pernah menyelenggarakan pemerintahan dengan system parlementer. Hal itu terjadi pada saat berlakunya UUD RIS (1949-1950) dan saat berlakunya UUDS 1950 ( 1950-1959) . Selama berlakunya system pemeritahan parlementer diindonesia terdapat banyak dampak positif dan Negatif bagi penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia . Menurut Herbrth Feith, hal hal positif yang terdapat pada dalam pelaksanaan Sistem parlementer diindonesia adalah sebagai Berikut:
- Pemerintahan Berhasil Melaksanakan Program Programnya
Contoh Program yang berhasil dilaksanakan adalah program pendidikan ,peningkatan Produksi, pengendalian inflasi,dan peningkatan Ekspor.
- Kabinet dan ABRI berhasil meredam berbagai pemberontakan
Pemberontakan yang Muncul pada saat pemerintahan Imdonesia menyelenggarakan Sistem parlementer adalah DI?TI , RMS, PRRI, dan APRA
- Badan badan peradilan memiliki kebebasan dalam menyelenggarakan fungsinya
Kebebasan itu juga dinikmati jika badan badan peradilan mengadili para menteri, pemimpin Militer dan pemimpin partai
- Pemerintah berhasil menyelenggrakan Konferensi Asia-Afrika
Kabinet Ali Sastroamidjojo II Berhasil Menyelenggrakan KAA Pada tahun 1955 . Inonesia juga Berhasil mendapat dukungan dari Negara peserta konferensi dalam perjuangannya merebut Irian Barat Kembali.
Hal hal negative selama pelaksanaan system parlemrnter menurut Herbrt Feith dibawah ini
- Kabinet memeruntah dalam waktu singkat
Hal itu menyebabkan kebijakan pemerintah jangka panjang tidak berlangsung dengan baik dan pemerintahan berjalan tidak seimbang
- Terjadi Hubngan Tidak serasi dalam tubuh angkatan bersenjata
Terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952 menyebaabkan sikap anggota ABRI> Sebagian mendukung Kabinet Wilipo dan sebagian lagi mendukung Presiden Soekarno. Hal itu mengancam persatuan dan kesatuan nasional
- Kebijakan para menteri yang cenderung menguntungkan partainya
Kebijakan para menteri itu merugikan Partai yang lain dan juga perekonomian nasional.
- Munculnya berbagai macam Pemerontakan
Akibat masalah perimbangan keuangan muncul ketidakpercayaan daerah terhadap pemerintaha pusat. Hal itu menyebakan munculnya pemberontakan PRRI dan Permesta
Sumber: Perndidikan Kewarganegaaan XII, Intan Pariwara