Senin, 13 September 2010

Gerak Brown Pada Sistem Koloid

      Seorang ahli botani Inggris pada tahun 1827 yang bernama RobertBrown (1773-1858) mengamati sesuatu di bawah mikroskop ultra. Hal yang pertama kali diamati di bawah mikroskop ultra adalah partikel koloid yang tampak sebagai titik cahaya kecil sesuai dengan sifatnya yang menghamburkan cahaya (efek Tyndall). Jika pergerakkan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, ternyata partikel tersebut bergerak terus-menerus dengan  gerakan zigzag.


          
           Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak dan gerakannya ini dapat bersifat  acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bergetar di tempat seperti pada zat padat. Pergerakan partikel-partikel untuk sistem koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel koloid cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang, sehingga terjadi resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak Brown atau gerak zigzag.
         
             Adanya resultan tumbukan oleh partikel-partikel medium pendispersi menyebabkan partikel-partikel koloid bergerak secara acak.Gerak acak atau tidak beraturan dari partikel koloid dalam medium pendispersinya tersebut disebut sebagai gerak Brown. .Gerak Brown merupakan gerakan terus menerus suatu partikel zat cair atau zat gas. Artinya partikel partikel ini tidak pernah dalam keadaan stasioner atau sepenuhnya diam. Adanya gerak Brown membuat partikel-partikel koloid dapat mengatasi pengaruh gravitasi sehingga partikel-partikel ini tidak memisahkan diri dari medium pendispersinya jika didiamkan.
      Semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi dan sebaliknya, semakin kecil ukuran partikel koloid, maka akan semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menyebabkan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam suspensi.
     Suhu juga dapat mempengaruhi gerak Brown, jadi semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat, dan sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
Jadi kesimpulannya Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.

Sumber: E Book Kimia SMA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar