Kisah ini terjadi sepeninggal Rasulullah S.A.W, Tepatnya dimasa kepemimpinan Khalifah Abu bakar
Ash-Shiddiq dan Umar Bin Khattab. Kaum muslimin meraih kemenangan gemilang atas negeri Irak.
Tinta Emas
sejarah mencatat nama panglima
perang Khalid Bin walid dan Iyadl bin Ghunam dalam lembaran sejarah kejayaan islam
Sebelum melakukan penyerbuan , terlebih dahulu panglima kaum muslimin
mengirimkan surat kepada para pemimpin
kaum kafir . surat surat itu berisi ajakan untuk masuk islam atau tunduk dalam
naungan islam ataukah saling berperang .’’ Perang tta masuk islam’’
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah ,
tentara kaum muslimin berhasil menaklukkan
Parsi dengan gagah berani . pada saat itu parsi dan Romawi adalah dua
negara adidaya yang memiliki bala tentara yang sangat tangguh . Dengan
ditaklukkannnya Parsi ,maka wilayah yang berada dalam naungan pemerintahan
Islam semakin luas dan dakwah tauhid dapat tersebar di bumi Allah .
Setelah berhasil menalukkan Parsi, panglima
Khalid Bin Walid tinggal disana selama kurang lebih Satu tahun dua bulan .
beliau berhasil memimpi kaum muslimin
menguasai kota hirah dan berddakwah
disana serta membangun markas tentara Islam.
Setelah itu beliau mempersiapkan tentara muslimin untuk melakukan tugas berikutnya, yaitu
Yarmuk Dan Romawi.
Maka tak berselang lama setelah itu
bergeraklah tentara muslimin untuk berperang melawan tentara Romawi di Yarmuk .
Alhasil,terjadilah pertempuran sengit di yarmuk .di tengah terjadinya
pertempuran yang berkecamuk tersebut , tersiar kabar bahwa Khalifah Abu Bakr
telah wafat . kekhalifahan kemudian
digantikan oleh amirul mukminin Umar bin Khattab . kabar wafatnya kekhalifahan Abu Bakar
As-shiddiq memang menyedihkan bagi tentara
muslimin, tetapi mereka tetap
bersemangat dalam pertemupuran. Khalifah
Umar saat itu menghendaki pergantian pimpinan pasukan untuk mengkader (
membentuk generasi penerus) dalam keemimpinan pasuakan .
Waktu Kekhalfahan
Umar pun terus berlangsung. Pasukan Abu Ubaidah bersama Khalid Bin walid mendapatkan tugas baru untuk menghancurkan
Romawi di Damaskus . sementara itu di
Syam masih banyak tersisa pasukan musuh
.
Khalifah Umar
kembali mengirim pasukan untuk
menghancurkan sisa pasukan Parsi dibawah pimpinan Mutsannah Bin Haritsah . maka terjadilah peperangan
kembali peperangan kembali di irak . pasukan parsi saat itu dikomandai oleh panglima perang yang bernama Rustum .
Kedua pasukan pun bertemu Di sungai Furat ( sekarang Eufrat ).
Untuk memperkuat pasukan Mutsannah Bin Haritsah
Khaliifah Umar kembali mengirim
pasukan dibawah pimpinan Abu
ubaidah . Abu Ubaidah bersikeras untuk
memperbaiki jembatan furat agar dapat mengarahkan pasukannya menyeberangi
sungai furat melalui jembatan
Furat. Keputusan bulatnya untuk menyeberangi sungai Furat itu ternyata
menimbulkan pro kontra. Sebagian
pasukan tidak setuju
bila tentara muslimin harus
menyeberangi sungai Furat untuk
Menggempur musuh dan sebagian lagi setuju.
Tapi keinginan Abu ubaidah tak dapat
bisa dibendung lagi, sehingga
dari pertempuran itu berakibat fatal, dimana gugurlah para pejuang Islam sebanyak 4000 orang, sedang di pihak
musuh sebanyak 6000 orang.
Mendengar berita pasukan kaum muslimin bercerai berai, Khalifah Umar
mengirimkan pasukannya kembali untuk membantu pasukan mslimin disana.
Maka pertempuran yang kedua kalinya berkobar lagi. Kali ini Strategi Mutsannah Bin Haritsah lebih berhati hati karena
mengambll pelajaran dari rekan
seperjuangannya yang gugur pada peristiwa jembatan Furat yaitu Abu Ubaidah AS Saqafy.
Seluruh pasukan
muslimin ia kumpulkan dan nasehati agar
tetap bersatudan berani menghadapi
musuh. Mutsannah Bin Haritsah bersiap
dengan penuh kesiagaan . Setelah itu pasukan
Parsi ditantangi untuk
menyeberangi jembatan furat untuk menghadapi kaum muslimin .
Tatkala pasukan Parsi
mulai bergerak menyeberangi Furat , dengan cepat pasukan muslimin menyerang mereka dan memutuskan jembatan furat itu
sehingga pasukan Parsi banyak yang tewas dalam pertempuran
tersebut. Akhirnya pasukan Persi dibawah
komando panglima perang Rustum berhasil ditaklukkan . Rustum pada pertempuran
itu juga terbunuh. Panglima Mutsannah
Bin haritsah mengalami luka luka disekujur tubuhnya dan akhirnya gugur sebagai
seorang Syuhada ( Orang yang mati syahid
).
Kemenangan gemilang
kaum muslimin itu menjadikan
hampir seluruh negeri Parsi dapat dikuasai oleh kaum muslimin . Pasukan
pimpinan Mutsannah Bin Haritsah kemudian bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Sa’ad Bin Abi waqqash di
Qaddisiyah untuk melanjutkan pertempuran melawan kerajaan melawan kerajaan Parsi.
Sumber : Majalah Al Wildan